Perilaku Sex Menyimpang

Selasa, 03 Juli 20120 komentar

Parafilia atau perilaku seks menyimpang merupakan sekelompok gangguan yang mencakup ketertarikan seksual terhadap objek yang tidak wajar atau aktifitas seksual yang tidak pada umumnya. Parafilia biasa terjadi dalam bentuk Fetishisme, Tranvestisme, Pedofilia dan Incest, Voyeurisme, Eksibisionisme, Froteurisme, Sadisme seksual dan Masokisme Seksual.

Fetishisme
Pada fetishisme, penderita kadang lebih menyukai untuk melakukan aktivitas seksual dengan menggunakan obyek fisik (fetish or obsesi), dibandingkan dengan manusia. Penderita akan terangsang dan terpuaskan secara seksual jika :
  • memakai pakaian dalam milik orang lain
  • memakai bahan karet atau kulit
  • memegang, menggosok-gosok atau membaui sesuatu Perlengkapan toilet, pakaian dari bulu, dan terutama celana dalam.
Pengidap fetishisme hampir seluruhnya laki-laki, dan biasanya dilakukan sendirian, dengan membelai, mencium, membaui, mengisap, menempelkan di kelamin, biasanya juga dibarengi melakukan Onani atau Masturbasi.
Implikasi dari perilaku ini
  • Kompulsif
  • Pencurian
Transvestisme
Pada transvestisme, seorang pria kadang lebih menyukai untuk mengenakan pakaian wanita atau (yang lebih jarang terjadi) seorang wanita lebih menyukai untuk mengenakan pakaian pria. Mengenakan pakaian lawan jenisnya tidak selalu merupakan kelainan jiwa dan mungkin tidak mempengaruhi hubungan seksual pasangan tersebut.
Transvestisme merupakan suatu kelainan jika:
  • menimbulkan masalah
  • menyebabkan gangguan tertentu melibatkan perilaku berani-mati yang memungkinkan terjadinya cedera kehilangan pekerjaan atau hukuman penjara.
Pedophilia
Pedophilia adalah kecenderungan untuk melakukan aktivitas seksual dengan anak-anak kecil. Penderita sangat terganggu dan fikirannya dipenuhi dengan khayalan seksual tentang anak-anak, bahkan meskipun tidak terjadi aktivitas seksual yang sesungguhnya. Beberapa penderita hanya tertarik pada anak-anak, sedangkan penderita lainnya tertarik pada anak-anak dan dewasa. Baik pria maupun wanita bisa menderita pedofilia, dan korbannya pun bisa anak laki-laki maupun anak perempuan. Penderita yang  hanya tertarik pada anak-anak kecil dalam keluarganya sendiri dinamakan incest.
EKSIBISIONISME 
Pada eksibisionisme, seseorang (biasanya laki-laki) memamerkan alat kelaminnya kepada orang lain yang sama sekali tidak menduga hal ini akan terjadi dan pada saat melakukan hal tersebut, penderita akan terangsang secara seksual. Bisa terjadi masturbasi setelah penderita melakukan hal tersebut.
Sebagian penderita yang tertangkap, berusia dibawah 40 tahun. Seorang wanita bisa memamerkan tubuhnya dengan cara-cara yang mengganggu, tetapi pada wanita, eksibisionisme jarang dihubungkan dengan kelainan psikoseksual.
VOYEURISME
Pada voyeurisme, seseorang akan terangsang jika melihat orang lain yang menanggalkan pakaiannya, telanjang atau sedang melakukan hubungan seksual. Voyeurisme merupakan kegiatan mengintip yang menggairahkan, bukan merupakan aktivitas seksual dengan orang yang dilihat. Voyeurisme dalam tingkatan tertentu sering terjadi pada anak-anak laki-laki dan pria dewasa, dan masyarakat seringkali menilai perilaku dalam bentuk yang ringan ini sebagai sesuatu yang normal. Tetapi sebagai suatu kelainan, voyeurisme merupakan metode aktivitas seksual yang lebih disukai oleh penderitanya dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengintip korbannya.
MASOKISME DAN SADISME
Masokisme merupakan kenikmatan seksual yang diperoleh jika penderita secara fisik dilukai, diancam atau dianiaya. Sedangkan sadisme adalah kebalikan dari masokisme, yaitu kenikmatan seksual yang diperoleh penderita jika dia menyebabkan penderitaan fisik maupun psikis pada mitra seksualnya.
Terapi Parafilia
Ada beberapa metode yang dilakukan agar mereka tekun dan termotivasi mengikuti terapi (Miller & Rollnick, 1991) :
  1. Terapis dapat berempati dengan keengganan si pelaku untuk mengakui bahwa ia seorang penjahat, sehingga mengurangi defensivitas dan kekerasan
  2. Terapis dapat menunjukan penanganan yang dapat membantunya mengendalikan perilakunya secara lebih baik dan menekankan konsekuensi negatif yang timbul karena mereka menolak diberikan penanganan (dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan)
  3. Terapis dapat menjelaskan bahwa akan dilakukan pengukuran psikofisiologis terhadap gairah seksual si pasien, yang dapat mengungkap kecenderungan seksual pasien tanpa ia harus membuat pengakuan tentang hal itu
Psikoanalisa
Psikoanalisa merupakan pandangan yang berorientasi pada penyebab, hanya sedikit berkontribusi terhadap terapi yang efektif bagi gangguan ini.
Behavior terapi
  • Terapi aversi, terapi pemuasan, pelatihan keterampilan sosial.
  • Reorientasi orgasmik digunakan untuk membantu penderita agar lebih terangsang oleh stimulus yang wajar.
  • Penangan kognitif
Prosedur kognitif yang dilakukan :
  1. Mengatasi distorsi pikiran pada pengidap parafilia
Ex : para eksibisionis dapat mengklaim bahwa anak perempuan  yang menjadi target na masih
terlalu muda untuk menjadi korbannya.
  1. Pelatihan empati terhadap orang lain
Ex : agar dia memikirkan efek dari kelakuannya.
3.    Pencegahan kekambuhan
Ex : lebih kepada penyalahgunaan zat
PENANGANAN BIOLOGIS
  • Pemotongan testis yang lazim di Eropa Barat
  • Penanganan menggunakan obat-obatan untuk mengurangi kadar testosteron pada laki-laki
Share this article :
 
Facebook : MandelaDesain
© 2012 Mandela Share. Berbagi Ilmu Berbagi Cerita